Join The Community

Sabtu, 06 Juni 2015

NASIB GOR SUDIANG RAYA BERUBAH MENJADI PASAR DI MAKASSAR

Berbicara kota makassar tidak asik rasanya jika hanya menguliti makanan khasnya yakni "coto kondro" atau hanya mengunjungi tempat rekreasi yang terkenal seperti "Pantai losari dan benteng rotterdam" di malam minggu akan tetapi wajib rasanya, untuk mengetahui konsep pembangunan seperti apa yang ditawarkan di kota itu terutama Olaraga. Dimasa gubernur Zaenal Basri Palaguna (2001) makassar telah menawarkan konsep pembangunan pusat olaraga yang digandang-gandang merupakan mega proyek paling hebat yang disimboli dengan slogan Great expectation city yang akan pusatkan di kec. sudiang raya.

Sesuai dengan keinginan pemerintah dan cita-cita anak muda makassar yang ingin memiliki tempat olaraga terpadu maka tahun 2004 mega proyek tersebut mulai digenjot dengan Anggaran Rp. 60 milyar yang di ambil dari Anggaran APBD dan APBN. Gedung Olaraga (GOR) sudiang akan menjadi pusat penting bagi kemajuan olaraga di kota makassar. Menurut rencana GOR akan diperuntukan sebagai tempat olaraga bulu tangkis, sepak takrow, tenis, bola volly, dan karate.

Saya membanyang dana yang sebesar itu untuk 10 tahun kedepan pasti anak muda makassar yang pencinta seni akan mendapatkan ruang yang cukup untuk menunjukan kebolehan dalam ajang kompetitif olaraga nasional. karena beberapa tahun belakangan olaraga dikota makassar cenderung mundur kebelakang hanya mengantongi sedikit prestasi. Minimal proyek besar tersebut dapat menggenjot semangat habis-habisan bagi pemuda.

Namun cita-cita yang sudah hampir tiga periode pemerintahan gubernur tersebut malah berujung pada ada terjeratnya birokrasi Pemprov sulsel (kepala biro perlengkapan) dengan Mantan Lurah Sudiang Raya pada dana siluman atas Pelepasan Hak Tanah di Sudiang Raya pada tahun 2007. Memang persoalan kalau sudah menyangkut UANG memang susah ditebak, terkadang cita-cita luhur akhirnya menjadi korban. terkadang pembangunan yang minimalis harus ikut serta kedalam kepentingan para aktor birokrasi dan politisi negeri.

Gedung olaraga sudiang yang telah di garap sejak tahun 2004 sampai saat ini malah bukan menjadi tempat yang sejuk banyak anak-anak muda makassar yang ingin menujukan bakat seninya namun justru harus ditempah bencana, GOR berubah wujudnya yang harusnya dijadikan tempat olaraga malah menjadi pasar yang di penuhi oleh para pedagang. Jika anda yang penasaran ingin melihat keanehan ini silahkan datang pada hari minggu, saya dapat pastikan anda akan sulit membedakan mana GOR sudiang dan mana Pasar.

Anehnya pemerntah setempat bukan menindaki secara tegas malah memberikan pajak kepada pedagang yang ingin berdagang di GOR sudiang. Bagi anda yang punya jiwa wiraswasta anda dapat membuka lapak disana, hanya membayar Rp.12 juta. Ini harga kompensasi, anda dapat berdagang sepuasnya sampai anda bosan.