Join The Community

Kamis, 19 Maret 2015

Melirik pesona Kabupaten Barru

Jika Anda berasal dari luar sulawesi selatan kurang mantap rasannya kalau tidak menginjakkan kaki di Daerah Barru, daerah yang dikenal dengan Lumbung padinya (Ladang pertanian). Daerah barru adalah kawasan administrasi provinsi sulawesi selatan yang hampir setiap tahunya menyumbang kurang lebih sepuluh persen untuk pendapatan provinsi. Dahulu daerah ini dikenal dengan sebutan kerajaan yang hampir seumur dengan kerajaan-kerajaan kecil ditanah sulawesi seperti kerajaan soppeng, kerajaan Tanete dan kerajaan Mallusetasi. Saya berecana ingin mengeksplorasi daerah ini, setelah mendengar cerita-cerita kawan saya Akbar Najemuddin (saya biasa menyapanya Bung Naje). Katanya dimusim panen biasa ada kegiatan gotong-Royong masyarakat disana yang naik dalam hutan untuk melakukan perburuan Hama Babi Hutan, dan selalu dilakukan pada musim panen tiba karena selalu mengganggu Tanaman petani.


Tentu saja bukan hanya itu alasan saya ingin mengunjungi daerah ini. Daerah barru dikenal dengan daerah pesisir yang cukup menawan, sangat cocok buat penggemar fotografer yang ingin menujukkan bakatnya. Barru dikenal sebagai daerah jalur penghubung kota-kota terluar dari kota makassar seperti jika anda bepergian ke Toraja, Kota Pare, Sidrap, Pinrang, atau Sulawesi Barat/mamaju. Saya memang selalu melalui daerah ini kala sedang keluar kota mengunjungi Pare atau Toraja namun saya tidak benar-benar singgah untuk mengetahui kebiasaan masyarakat disana. Tapi kali ini saya benar-benar tertarik untuk mengetahui apa kebiasaan masyarakat Barru sesaat mendengar cerita kawan saya Naje apalagi tiba musim panen.

Saya memiliki keinginan untuk membuat catatan-catatan kecil setiap daerah yang saya kunjungi, lewat tulisan ini sekedar menginspirasi saya untuk mengetahui panorama sulawesi selatan meskipun masih banyak sekali daerah yang belum dapat eksplor namun saya menilai ini sebagai keindahan alam sulawesi yang menjadi citra kuat yang melekat didalam dada negeri simbol ayam jantan timur.

Sebagai orang awam saya memang selalu penasaran dengan daerah yang memiliki kebiasaan unik yang membedakan dengan daerah lain, disana saya ingin mengetahui seberapa ramahnya masyarakat barru dalam nyambut tamunya. Sekalipun para penjelalah seperti christian pelras  telah banyak mengeksplor kebudayaan bugis namun menurut saya apa yang ia ceritakan hanya sebagian kecil dari kebudayaan bugis yang hanya nampak di permukaan saja. ia hanya mengunjungi daerah-daerah kota saja tidak banyak cerita-cerita mewakili suku bugis secara universal, ia tidak mengetahui daerah-daerah kawasan terpencil disulawesi yang justru menurut saya memiliki budaya yang cukup mengagumkan untuk menjadi khazana pengetahuian kita.

Semoga sesampai disana saya dapat memetik cerita baru sebagai pegalaman saya pribadi. saya masih ingat pesan kakek saya ;
Kalau hanya menjadi menusia semua orang dapat menjadi manusia namun untuk membedakan dirimu dengan manusia lainya adalah kamu harus memiliki cerita mu sendiri. Mungkin ada baiknya saya menyelami pesan kakek saya sesuai dengan indentitas kami sebagai manusia buton. 


0 komentar:

Posting Komentar