
Jika menelisik sejarah tembakau rupaya tidak semua kalangan perokok tahu darimana asalnya namun ada yang menyebutnya bahwa tembakau bukan tanaman asli indonesia. Tembakau dibawa oleh bangsa asing yang pernah datang di Indonesia dan kemudian menjadi populer pada abad 20-an. Sejarah hampir tidak dapat dibuktikan bahwa para nenek-moyang kita sejak dulu sudah mengenal rokok. Kebiasaan merokok lebih banyak merujuk pada perilaku antropologis suku indian di Amerika yang digunakan untuk keperluan ritual memujah dewa atau roh. Tembakau datang di indonesia melalui kebiasaan penjelajahan orang-orang eropa yang berkunjung di indonesia (itu menurut beberapa sumber yang saya temukan), tapi mungkin saja anda punya sumber lain. Karena kalau kita mengacu pada olahan rokok yang memakai cengkeh sebagai adonannya mungkin anda akan memiliki perspektif lain.
Perkembangan tembakau (rokok) kemudian memiliki pemaknaan berbeda sejak memasuki fase pencerahan Eropa, bangsa-bangsa asing mulai mengenal industrialisme fungsi rokok pun ikut berubah, tadinya rokok digunakan sebagai keperluan ritual pemudaan dewa berubah menjadi konsumsi manusia modern sebagai obat penenang dan sangat populer menjadi lahan ekonomis di negara-negara maju. Di dalam negeri sendiri rokok mulai digandrungi difase-fase awal dari kaum bangsawan di tanah Jawa, bahkan bangsawan Jawa menjadikanya style kelas sosial.
Pada masa kolonial perusahaan dagang belanda VOC pernah menjadikan tembakau sebagai komuditas ekspor. Lahan-lahan perkebunan tembakau diperbanyak bibitnya agar bisa menopang pendapatan ekonomi pemerintah kolonial. Saya memang kurang begitu tahu banyak tentang sejarah rokok/tembakau namun sejak kecil saya telah melihat kakek saya merokok. Mungkin orang asing rokok dijadikan sebagai obat hiburan atau penenang. Namun kakek saya justru berbeda, hebatnya kakek saya merokok digunakan untuk berfikir bagaimana cara menaklukan pohon besar yang akan ditebangnya untuk dibuka menjadi lahan perkebunan atau lahan tani untuk ditanami bibit jagung kala musin hujan tiba. huu kerenn.,,
Jika kita membahas tembakau/rokok mungkin setiap orang punya perspektif berbeda-beda. Bagi anak kesehatan rokok dapat mengancam kondisi kesehatan tubuh alias penyakit terhadap jantung kita. Organisasi kesehatan dunia WHO pernah mengeluarkan pengumuman bahwa efek Rokok dapat mengancam kesehatan paru-paru atau kanker paru, serangan jantung dan stroke sehingga resiko kematian lebih cepat dibandingkan orang yang tidak merokok (berumur pendek). Jika anda seorang perokok sebaiknya harus memperhatikan peringatan tersebut.
Saat ini brand produk rokok sendiri bahkan banyak mengampanyekan kalau "Merokok Membunuhmu" pada setiap bungkusan produksinya. Jika kita melihat sekilas rupaya para pakar kesehatan dan ahli medis cukup serius mengenjot agar segera menghentikan/mengurangi konsumsi rokok. Namun apakah ini cukup efektif untuk memberikan gerah bagi para perokok?? hmmm....Jawaban yang selalu ditunggu oleh para medis dan palaku kesehatan.!!
Tapi saya berkaca pada kakek saya sejak masih muda ia sudah merokok sampai saat ini, setua itu ia masih tetap merokok bahkan ia terlihat sehat, hingga saat ini usianya telah memasuki 87 tahun. Saya pernah membertanya iseng padanya Kenapa kakek merokok? Jawabanya; kalau saya tidak merokok maka saya sudah tidak sehat lagi. mendengar jawabanya saya meresponya dengan tertawa terbahak-bahak, menurut saya ini jawaban yang lucu. Dan ternyata memang nenek saya sejak dulu telah memakai indikator kesehatan kakek saya berdasarkan Rokok bukan alat medis. Semakin lancar kakek saya merokok maka semakin senang nenek saya karena itu artinya kakek saya memiliki kondisi tubuh yang sehat alias tidak sakit-sakitan.
Terkadang saya dapat memaknai segalah hal dengan pembuktian ilmiah, tanpa menyepelekan kredibilitas para dokter tapi apa yang terjadi pada kakek saya itu merupakan kisah nyata bukan fiksi/teori/asumsi. Kakek saya panjang umur dan masih sehat yang sangat bertentangan dengan asumsi para dokter bahkan pandangan organisasi kesehetan dunia WHO. kakek saya telah mempraktekanya bukan lagi pake teori segalah.
Mungkin ini penyebabnya mengapa sekalipun banyak peringatan akan "bahaya merokok" tapi malah pengguna/perokok malah semakin bertambah, karena mereka melihat kenyataannya tidak demikian. mungkin anda dapat buktikan sendiri dengan menanyakan kepada kakek-kakek didalam rumah atau tetangga rumah anda.
Atau mungkin kalau supaya efektif hentikan saja produksi rokok?. tapi malah itu aneh karena seperti indonesia banyak menggantukan income pendapatan dari hasil produksi rokok sehingga memang tidak akan bisa dibendung dan bahkan lahan-lahan produksi tembakau bisa jadi malah akan membuka pangsa baru wilayah-wilayah seluruh indonesia.
Atau mungkin kalau supaya efektif hentikan saja produksi rokok?. tapi malah itu aneh karena seperti indonesia banyak menggantukan income pendapatan dari hasil produksi rokok sehingga memang tidak akan bisa dibendung dan bahkan lahan-lahan produksi tembakau bisa jadi malah akan membuka pangsa baru wilayah-wilayah seluruh indonesia.
Ada Hal yang menarik, masyarakat indonesia mengenal rokok dengan sebutan kretek yang dikeringkan hasil olahan dari tanaman cengkeh katannya agar dapat disesuaikan selerah rasa orang indonesia. Bagi orang timur mayoritas anak muda (kebiasaan kaum pria) menyukai rokok hasil olahan dari paduan cengkeh, katanya rasa cengkeh pada rokok menambah kenikmatan tersendiri. Karena ketika dihisap dia akan menimbulkan bunyi "keretek" sehingga olahan rokok dari cengkeh menjadi komuditi paling digemari oleh para kaum pria dibandingkan olahan lainya. Namun terlepas dari itu semua yang terpenting kretek adalah hasil olahan anak negeri sendiri yang patut di banggakan. Setidaknya jadilah kakek saya setiap bungkusan-bungkusan rokok yang ia konsumsi telah menyumbang untuk negara ini dibandingkan orang korupsi yang hanya menghabiskan uang negera.
Dan jika saya melihat (mungkin kita memiliki perspektif sama) yang membuat produk rokok banyak peminatnya karena media iklan yang juga sangat membantu. jika anda perhatikan iklan TV, iklan rokoklah yang justru menarik perhatian khalayak dibanding kan iklan-iklan produk makanan dan minuman atau bahkan obat-obatan hasil produksi para dokter kesehatan.
Mungkin anda punya pandangan lain tapi kalau saya justru iklan rokoklah yang banyak menggugah semangat kita tentang arti tanggung jawab dan philosopi kekeluargaan yang mengakar dalam budaya kita. banyak iklan rokok yang mengangkat budaya, ciri khas, dan identitas negeri ini, dibandingkan iklan celengan produk makanan dan minuman.
Dan saya mengutipnya dibawah ini selamat membaca.
Indonesia bangsa yang rekat, walau ribuan pulau memisahkan
Yang satu mimpi, walau berbagi beribu suku
Kita membuka telinga untuk semua teladan
Kita akan senantiasa merunduk dan mengasah sebuah keaslian rasa
Kita merendahkan hati, kita tak melompat atau berbang
Kita melangkah mantap, satu demi satu, demi satu
Setiap helai benang dan torehan, setiap tetes dan gerakan
Untuk nikmati aroma keberhasilan,
Kita bersabar, kita menempah kualitas diri dan menjaganya agar tak pernah berubah
Dan saat sesuatu berjalan selayaknya,
Kita setia, patuh pada tatacara, kita lupakan satu,
Sampingkan sendiri, lalu memupuk kesempurnaan bersama
Karena kapal ini butuh semua tenaga,
Kita bergotong-royong
Lihatlah sesuatu yang dimulai dalam takkan luntur terkikis waktu,
Inilah jiwa indonesia, jiwa yang menciptakan Mahakarya.
0 komentar:
Posting Komentar