Dari sederatan alur cerita menarik itu, terkadang aku mulai melontarkan pertanyaan dari manakah asal nenek moyang kita? Mengapa begitu banyak cerita-cerita berbedah yang membanyangi anak -anak negeri ini. Bukankah kita berasal dari satu turunan yang sama ayah dan ibu dan disanalah bahasa kita dilahirkan? karena Bahasa erat kaitanya dengan asal turunan kita.
Menurut Mochtar Lubis Bahasa/komunikas adalah "sistem saraf kebudayaan atau masyarakat. kemacetan sistem ini, sebagian atau seluruhnya akan menimbulkan dampak negatif". Bahasa menurut pengertianya adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di dunia, karena dengan bahasa orang dapat berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa adalah sumber daya bagi masyarakat. Suatu bangsa yang besar seperti indonesia sudah tentu harus memiliki satu bahasa untuk sebuah kesepakatan. Saat ini negera kita telah menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa persatuan yang dimulai dari ikrar sumpah pemuda indonesia 28 Oktober tahun 1928.
Jika kita membahas bahasa saya selalu merasa penasaran Dari manakah asal bahasa kita,? lalu bagaiman bahasa ini dipakai sebagai alat komunikasi oleh nenekmoyang kita? Sekalipun indonesia telah memiliki bahasa persatuan, tapi kita tidak dapat pungkiri keberadaan jutaan bahasa di suku pedalaman negeri ini harus dijawab oleh kaum intelektual secara logis sehingga jawaban ini akan menjadi untaian makna bahwa negara ini bukan hanya punya cerita mistik tapi juga cerita ilmiah buat generasi. Mungkin asumsi dasar dimulai dari manakah bahasa kita, dan Bagaimana kaitannya dengan kisah mitologi turunan nenekmoyang kita??
Dalam cerita mitologi Bugis/Makassar (sulawesi) masyarakat bugis/makassar sangat percaya bahwa turunan mereka berasal dari dunia atas yang dapat digambarkan seperti dewa yang dikenal dengan "Tumanurung" dan secara otonomatis bahasa bugis/makassar dapat di lihat dari sosok ini. Disisi lain bagi masyarakat Nias (sumatera) mereka sangat percaya bahwa nenek moyang "Lowalangi" yakni yang menciptakan semesta serta isinya, digambarkan Lowalangi lah yang menciptakan manusia dari buah biji pohon yang tumbuh dari jantung mahluk hidup pertama sehingga bahasa orang nias erat kaitanya dengan kepercayaan terhadap Lowalangi. Kalau di Jawa masyarakat disana sangat percaya bahwa nenekmoyang mereka berasal dari "Sri maharaja" berasal dari Nabi Adam, atau kepercayaan atas "Dewi Sri" (Dewi padi) sehingga konon jawa menggunakan bahsasa sangsekerta sebagai bahasa utama mereka. Jika masyarakat Bali erat kepercayaan turunanan dengan "Dewa wisnu" yang di lambangkan Burung Garuda sebagai kenderaan menuju ke bumi yang terdapat dalam kitab mereka dan terakhir Mitologi orang Buton sangat percaya bahwa turunan mereka berasal dari "Wakaaka" (Dewi Quang ing) yang turun dari kanyangan (konon katanya memiliki dua belas bersaudara dan merekalah yang menyebarkan bahasa di daratan buton)
Jika kita membahas bahasa saya selalu merasa penasaran Dari manakah asal bahasa kita,? lalu bagaiman bahasa ini dipakai sebagai alat komunikasi oleh nenekmoyang kita? Sekalipun indonesia telah memiliki bahasa persatuan, tapi kita tidak dapat pungkiri keberadaan jutaan bahasa di suku pedalaman negeri ini harus dijawab oleh kaum intelektual secara logis sehingga jawaban ini akan menjadi untaian makna bahwa negara ini bukan hanya punya cerita mistik tapi juga cerita ilmiah buat generasi. Mungkin asumsi dasar dimulai dari manakah bahasa kita, dan Bagaimana kaitannya dengan kisah mitologi turunan nenekmoyang kita??
Dalam cerita mitologi Bugis/Makassar (sulawesi) masyarakat bugis/makassar sangat percaya bahwa turunan mereka berasal dari dunia atas yang dapat digambarkan seperti dewa yang dikenal dengan "Tumanurung" dan secara otonomatis bahasa bugis/makassar dapat di lihat dari sosok ini. Disisi lain bagi masyarakat Nias (sumatera) mereka sangat percaya bahwa nenek moyang "Lowalangi" yakni yang menciptakan semesta serta isinya, digambarkan Lowalangi lah yang menciptakan manusia dari buah biji pohon yang tumbuh dari jantung mahluk hidup pertama sehingga bahasa orang nias erat kaitanya dengan kepercayaan terhadap Lowalangi. Kalau di Jawa masyarakat disana sangat percaya bahwa nenekmoyang mereka berasal dari "Sri maharaja" berasal dari Nabi Adam, atau kepercayaan atas "Dewi Sri" (Dewi padi) sehingga konon jawa menggunakan bahsasa sangsekerta sebagai bahasa utama mereka. Jika masyarakat Bali erat kepercayaan turunanan dengan "Dewa wisnu" yang di lambangkan Burung Garuda sebagai kenderaan menuju ke bumi yang terdapat dalam kitab mereka dan terakhir Mitologi orang Buton sangat percaya bahwa turunan mereka berasal dari "Wakaaka" (Dewi Quang ing) yang turun dari kanyangan (konon katanya memiliki dua belas bersaudara dan merekalah yang menyebarkan bahasa di daratan buton)
Disisi lain kalau mengenai bahasa asal turunan umat manusia versi agama mungkin anda akan memiliki jawaban berbeda. Sewaktu SMA Saya pernah bertanya kepada guru agamaku, pak talib (saya biasa memanggilnya demikian) Dari manakah asal nenekmoyang kita? guru menjawab; nenekmoyang kita berasal dari adam dan hawa. saya bertanya lagi; lalu mengapa negara kita banyak sekali bahasanya, tidakkah seharusnya kita memakai satu bahasa saja yaitu bahasa arab pak guru??. guru saya menjawab: itulah kehendak tuhan, tuhanlah yang mengetahui segalah ciptaanya.
Itulah jawaban yang saya terima dan masih menjadi tanda tanya dipikiranku. Beberapa pernyataan ini saya coba diskusikan dengan mahasiswa antropologi dan para mahasiswa linguistik, namun saya masih belum mendapat jawaban yang cocok dengan isi materi. Secara teori ilmiah anda dapat menemukan referensi bahwa bahasa terjadi atas kesepakatan masyarakat atau beberapa pihak dan kemudian diajarkan secara turun-temurung. pertanyaan saya: berapa lamakah sepekatan itu terjadi atas penemuan "kata atau kalimat" sehingga bisa memiliki arti yang dimengerti orang lain. Bukankah kata "kesepakatan" makna lain dari orang yang berpendidikan, miliki sekolah dengan sederetan gelar sarjana, doktor, Insyur, arti hanya orang-orang yang memiliki pengetahuanlah dan pendidikanlah yang mampu melakukan "kesepakatan untuk membuat bahasa baru". Lalu bagaimana dengan sejarah nenekmoyang kita manusia purba yang tidak mengenal pendidikan, nenekmoyang kita yang hanya mewarisi kita dongeng cerita-cerita mistik?. dan Bukankah negera ini baru memiliki fasilitas pendidikan di zaman orde baru?
Menurut Albert Einsten "mencari kebenaran lebih bernilai dibandingkan menguasainya". Jawaban diatas tidak dapat menjangkau sumber pertanyaan saya. Namun hal demikian selalu dipakai orang ilmiah sebagai jawaban atau alasan pembenaran (tanpa harus menggali lebih dalam) "Dari manakah asal bahasa kita". Kalau demikian apa bedanya dengan jawaban guru saya pak talib (kehendak tuhan).
Dalam versi sejarah ilmiah nenek moyang indonesia dimulai sejarah zaman Es leluhur Austro-Melanesia: Dari leluhur inilah kemudian bertebaranlah masyarakat antara daratan paparan sunda yang mendiami pulau Batak, minang, jawa, dayak, bali, melayu, afrika timur dan madagaskar, lalu setelah zaman es berakhir munculnya orang taiwan datang keindonesia melewati selat antara Taiwan, Philipina, dan Sulawesi kemudian mereka mendiami dataran sulawesi. Inilah pendekatan teori evolusi ala Orang luar menjelaskan sejarah nenekmoyang indonesia kita dan di pakailah oleh sarjana (intelektual) ditanah air untuk diajarkan pada adik-adik kita yang masih kecil, seolah-olah ini kebenaran ilmiah.
Anehnya kita ditidak pernah mengajukan tuntutan bagaimanakah menjelaskan pola lingkaran bahasa dan kebudayaan suku di indonesia? Dapatkah anda menjelaskan itu semua. Lalu bagaimana pandangan orang luar yang menyandang gelar "orang ilmiah" sementara banyak data-data penelitian mereka tentang indonesia di jelaskan berdasarkan asumsi atau perkiraan-perkiraan dengan dalil Pergeseran lempeng bumi. Lalu mereka datang di indonesia meneliti beberapa hal mengaitkan dengan beberapa fakta hasil penemuan seperti jenis batu, tanah, yang sama dengan taiwan atau dataran afrika lalu menyimpulkan sebagai kebenaran ilmiah bahwa dari sanalah awal nenekmoyang kita.
Menurut saya ini kekeliruan, penelitian hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan itu tidak pada diterima sebagai kajian ilmiah. Apakah "Orang Luar" tidak menyadari bahwa bangsa indonesia tercipta unik, memiliki ras dan warna kulit, bahasa, adat, yang tidak dimiliki orang taiwan atau kebudayaan manapun di dunia bahkan juga Yunani (negara Kota). Di Daratan Buton dahulu jaman kerajaan terdapat 72 bahasa sampai hari dapat anda kunjungi daratan itu. Di Daerah Papua yang memiliki banyak bahasa setiap suku dipastikan berbeda baik pengucapan maupun arti dan maknanya. Atau bagaimana dengan sulawesi kebudayaan toraja, bugis, mandar, polewali, luwu. bagaimana dengan Ambon, manado, gorontalo, suku pedalaman kepulauan buru, Dapatkah dijelaskan dengan asumsi ilmiah mengenai "kesepatakan". bahasa. Belum lagi kita melihat bahasa cina yang membuat otak kita terbalik, atau thailand, taiwan, korea, inggris, spanyol, protugal, brazil dan ditanah islam arab. ini tidaklah cukup dengan pendekatan evolusi.
Saya ingin memiliki informasi dengan pendekatan yang logis, bukan asumsi atau perkiraan-perkiraan? jika anda punya asumsi yang sama dengan saya apakah boleh pertanyaan ini sama-sama kita ajukan kepada tuhan dan malaikat.!
Tentu setiap pertanyaan pasti ada jawaban namun tentu kita juga tidak langsung menerima jawaban-jawaban itu sebagai kebenaran. Sekalipun hanya sebatas imajinasi ala orang timur tapi saya akan selalu mengajukan pertayaan,-pertanyaan tersebut. Albert Einsten pernah berkata; "imajinasi lebih penting dari pada pengetahuan". Harusnya kita mempertanyakan dulu Asal kita sebelum melangkah lebih jauh membahas Konsep atau Ideologi negera ini. Jika memang apa yang dikatakan Soekarno"jangan sekali-kali melupakan sejarahmu" (Jasmerah).
Banyak anak negeri menekuni ilmu di kampus-kampus ternama dunia meskipun kontras dengan budaya kita. Saya memang kurang adil jika harus menyimpulkan siapa yang salah namun bukankah banyak kurikulum atau materi-materi pendidikan yang diberikan dikampus-kampus ternama luar negeri adalah hasil penelitian orang luar tentang kebudayaan Indonesia. Saya memang belum pernah kuliah keluar negeri tapi berdasarkan sumber dari para dosen, teman-teman mahasiswa yang telah belajar disana, mengatakan demikian, mungkin anda dapat membuktikannya. pantas saja mereka cukup mengenal budaya indonesia dari pada kita, atau asumsi lain bahwa negara ini pernah dijajah 350 tahun lamanya, telah membuktikan kita cukup mudah dikendalikan orang negara adidaya lewat budaya. Saya Ingin menantang Yudi Latif yang telah membongkar sejarah pancasilah dari sisi disiplin ilmu mengenai Fase pancasilah dalam versinya "fase Pembuahan, Fase Perumusan, Fase Pengesahan. Dan juga Dalam sambutan Cover bukunya NEGARA PARIPURNA" mengatakan kepada Ibu pertiwi "Disana tempat lahir beta, Dibuahi, dibesarkan bunda, Tempat berlindung di hari tua, Hingga akhir menutup mata". Menurut saya ini hanyalah untaikan kata yang harus dijawab.
Banyak anak negeri menekuni ilmu di kampus-kampus ternama dunia meskipun kontras dengan budaya kita. Saya memang kurang adil jika harus menyimpulkan siapa yang salah namun bukankah banyak kurikulum atau materi-materi pendidikan yang diberikan dikampus-kampus ternama luar negeri adalah hasil penelitian orang luar tentang kebudayaan Indonesia. Saya memang belum pernah kuliah keluar negeri tapi berdasarkan sumber dari para dosen, teman-teman mahasiswa yang telah belajar disana, mengatakan demikian, mungkin anda dapat membuktikannya. pantas saja mereka cukup mengenal budaya indonesia dari pada kita, atau asumsi lain bahwa negara ini pernah dijajah 350 tahun lamanya, telah membuktikan kita cukup mudah dikendalikan orang negara adidaya lewat budaya. Saya Ingin menantang Yudi Latif yang telah membongkar sejarah pancasilah dari sisi disiplin ilmu mengenai Fase pancasilah dalam versinya "fase Pembuahan, Fase Perumusan, Fase Pengesahan. Dan juga Dalam sambutan Cover bukunya NEGARA PARIPURNA" mengatakan kepada Ibu pertiwi "Disana tempat lahir beta, Dibuahi, dibesarkan bunda, Tempat berlindung di hari tua, Hingga akhir menutup mata". Menurut saya ini hanyalah untaikan kata yang harus dijawab.
Join The Community