Diantara para seniman Indonesia pramoerdya adalah sosok maestro yang telah melalangbuana karya-karya di banyak negara-negara di dunia. Karya pram telah menyihir banyak pemuda Indonesia untuk mengangkat tongkat perlawanan atas segelah penyelewenangan di negeri ini. Saya memang tidak pernah bertemu Bung Pram sosok yang karismatik sampai ia meninggal pada tanggal 30 april 2006. Namun karya seninya telah menginspirasi saya tentang arti tanggung jawab sebagai seorang intelektual. Sekalipun ia telah meninggal namun karya tak lekang oleh waktu. Bagi anda yang merasa bosan, jenuh, stress, dengan teori yang menggumpal di kepala setelah membaca Buku-buku sosial sederatan penulis ternama, jalan keluarnya saya sarankan bacalah sastra untuk menghijaukan kembali pikiran-pikiran yang menggundul itu.
Terlepas dari segalah kontrovesi kehidupan pram dimasa lalu, saya ingin melihat sosok ini sebagai panutan dalam menghasilkan karya. karena menurut saya sosok peseni yang kontrovesilah yang justru banyak menginspirasi banyak orang, membangkitkan semangat, maju, maju, keluarkan suaramu yang menggumpal dileher itu. Kalau anda takut akan kebenaran maka kita seperti hewan liar di belantara hutan.
Dalam satu tulisanya pramoerdya mengatakan "kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama dengan ternak, karena fungsi hidupnya beternak diri". Entalah apa yang mau pram tekankan disini, tapi menurut saya pram marah karena banyak sekali pemuda yang hanya tunduk, dan tidak berani berbuat apa atas semua penyelewengan, penyimpangan, para antek-antek penjabat negeri ini.
Dari sekian foto-foto pramoerdya inilah ekspresi wajah pram yang paling aku suka. Dari ekspresi wajahnya ia nampak begitu serius, mungkin saja dalam hatinya ingin berkata "inilah aku, sekalipun beberapa kali aku tahan oleh pemerintah sendiri, di ombang-ambing di buang kesudut-sudut negeri ini, aku akan tetap melahirkan karya untuk anak negeri ini, disana mereka akan mengerti bahwa tantangan besar negeri ini adalah melawan diri kita sendiri, melawan negeri kita sendiri".
Lihatlah wajah dan penampilan pram, memakai baju batik berlengan panjang dengan kancing lengan hitam, memakai topi dan kacamata seperti sosok pria playboy di masanya. Namun kenyataanya dimasa mudanya pram banyak menghabiskan waktunya di ruang tahanan negeri ini. Mungkin Gaya style beliau di tunjukan dengan keberanian melawan penindasan, melalui karya seninya. beliau sosok pria sangat keren..!!
Saya melihat andaikan saja pram memiliki kebebasan seperti generasi saat ini, mungkin dia akan banyak melahirkan karya untuk merubah kenyataan negeri ini. kenyataan yang telah membuat pemuda tidak memiliki arah bahkan runtuhnya keberanian terjadi kalusi korupsi dan nepotisme yang menjarah para pemuda, seakan tak ada celah bagi benih-benih perubahan. Sekalipun pemerintah visi misi presiden Jokowi/JK adalah revolusi mental, namun kiat itu kurang menyentak hati anak pemuda pelosok negeri yang telah tenggelam oleh topan reformasi.
Saya mungkin salah satu anak negeri yang hanya menerima kenyataan begitu saja dikalah negeri ini kehilangan sosok panutanya. membaca tidak selalu menggugah emosi saya namun karya pram mengingatkan saya kembali "kita semua harus menerima kenyataan tapi menerima kenyataan saja adalah pekerjaan manusia yang tak mampu lagi berkembang. karena manusia juga bisa membikin kenyataan-kenyataan baru, kalau tak ada orang yang mau bikin kenyataan baru, maka "kemajuan" sebagai kata dan makna sepatutnya diharuskan dari kamus umat manusia".(sumber rumah kaca. hal. 436)
Bagi saya perkataan ini seolah ingin menegaskan bahwa kita tidak boleh berleha-leha dengan kondisi negeri ini, tanggung jawab kaum intelektual begitu banyak, negeri ini hancur bukan karena banyaknya orang bodoh di pelosok negeri, tapi negeri ini telah hancur karena kaum intektualnya sendiri, sistem pendidikan yang telah di alokasikan 20% negeri ini hanya bisa melahirkan pemuda intelektual yang serakah, bukan untuk membangun negeri tapi malah melawan dan meruntukah pondasi yang telah di bangun oleh pendiri bangsa dengan cucuran darah.
Inilah negeri yang di impian oleh pendiri bangsa yang tak menjadi kenyataan, keserakahan yang telah membaur dalam diri sendiri, saling tikam-menikam, seolah generasi yang tak mengenal batas pahamnya sendiri. Bukankah kita harus saling berpegangan tangan kala masalah menghadang, bukankah nenekmoyang kita mengajarkan kita tentang arti persaudaraan. Seperti pram katakan "Semakin tinggi sekolah bukan berarti semakin menghabiskan makanan orang lain, harus semakin mengenal batas". ya inilah yang harus senantiasa kita renungkan, pendiri bangsa kita telah mengantar kita kedepan pintu gerbang.
Tapi apapun itu, saya juga belum mampu berbuat apa-apa, bahkan untuk berkata jujur pada teman saya masih kesulitan apalagi berbuat adil untuk negara. Sehingga saya hanya bisa menulis di blog ini, untuk mencari sesuap jawaban. bukankah kita harus menulis kawan, seperti pram katakan "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian".
Berterimakasihlah pada segalah yang memberi kehidupan.
Pramoerdya ananta toer, Bumi manusia
Selamat jalan pramoerdya ananta toer, Senimu takan luntur terkikis waktu.
0 komentar:
Posting Komentar